Akibat banyak yang tidak mengetahui akar sejarah yang
sebenarnya, banyak warga melayu Jambi merasa mereka terpisah satu sama
lainnya, terutama soal silsilah kerajaan mereka.
Hal ini disampaikan Sultan Jambi Sultan Abdurrahman Thaha
Syaifudin kepada peserta seminar kebudayaan melayu Kerinci di Auditorium RRI
Jambi Minggu (13/5).
Menurut Sultan akibat dari simpang siurnya sejarah
menyebabkan masyarakat melayu Jambi merasa terkotak-kotak, bahkan hal ini
sering menimbulkan persoalan tertentu, yang merugikan masyarakat melayu Jambi.
“Coba dengar sekarang, orang Kerinci ngaku orang Kerinci,
Sarolangun ngaku Sarolangun, Tebo dan segala macam padahal mereka orang Jambi,”
kata Sultan.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar