Jumat, 18 Mei 2012

Jambi makmur dimasa lalu. by hasnan habib

Cermin Masyarakat Jambi Pernah Makmur Provinsi Jambi Khususnya Kabupaten Muarojambi ternyata sudah sejak dulu memiliki hubungan erat dengan kerajaan Melayu Kuno. Itu terbukti dari peninggalan situs yang terletak di Desa Kemingking, Kecamatan Maro Sebo. Bagaimana sejarahnya, berikut laporannya? Siapa menyangka, salah satu situs candi yang terletak di Desa Kemingking, Kecamatan Marosebo Kabupaten Muarojambi sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Melayu Kuno. Konon Kerajaan ini hidup hingga abad ke lima belas (XV) dengan dua kali berpindah tempat kearah hulu Sungai Batanghari yakni ke Dhamasraya dan Pagaruyung, Sumatera Barat. Diperkirakan sekitar abad ke-13 kerajaan itu telah berkembang di Provinsi Jambi. Ini terlihat dari ditemukannya bukti-bukti bekas peninggalan masa lalu. Di kawasan situs seluas 225 hektar ini, terdapat puluhan reruntuhan menapo candi dan sisa aktivitas yang mencerminkan hubungan luas penduduk masa itu dengan dunia luar melalui perdagangan dan keagamaan. Bukti nyata lagi, terlihat dari tingkat keragaman artefak yang ditemukan memperlihatkan adanya hubungan yang erat dengan komunitas lain seperti Sumatera, Daratan Asia Tenggara, Cina, India hingga Timur Tengah. Kepala Dinas Pariwisata Muarojambi, M Taufik mengatakan bahwa memang benar peninggalan sejarah di Desa Kemingking ini sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Melayu Kuno. Mungkin di masa lalu terdapat sistem pemerintahan yang baik dan keterbukaan dalam menerima berbagai pengaruh luar. Jumlah peninggalan berupa 80 buah candi berukuran besar dan kecil yang tidak ada duanya di Pulau Sumatera, bahkan Indonesia. Kepadatan jumlah situs itu mencerminkan kemakmuran yang telah dicapai oleh Jambi seribu tahun lalu. “Situs itu mencerminkan kalau dulu masyarakat Jambi pernah makmur,” katanya. Peninggalan sejarah ini sudah selayaknya diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk diketahui dan dihargai sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama melestarikan situs tersebut. Dengan harapan generasi muda dapat menjadikan situs itu sebagai identitas budaya yang dibanggakan. Situs Muarojambi ini juga telah memikat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi untuk membentuk perhimpunan yang diabdikan untuk memugar dan melestarikan candi. Perhimpunan yang sudah terbentuk itu dinamakan Perhimpunan Pelestarian Muarojambi dengan tujuan untuk mendukung dan mengelola proses pemugaran dan pelestarian.(*) Hujan rintik menemani pendakian kami di kawasan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, beberapa waktu lalu. Jalurnya menanjak curam sehingga kami butuh tiga jam hingga sampai di perhentian. Namun, letihnya perjalanan seketika lenyap saat kami mencapai tanah datar di ujung punggungan gunung. Sebuah danau dengan permukaan kebiruan terhampar luas, dipagari puncak-puncak gunung. Kami terpaku. Kemegahan alam terasa begitu damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar