Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
terutama BUMN harus mulai bergeser dari pengembangan binaan ke
penciptaan pasar bagi para binaannya. Hal ini akan menjadikan dana CSR
lebih efektif. Menurutnya, dengan perubahan konsep ini, para petani dan usaha yang
dibina BUMN dan swasta dapat dimaksimalkan. “Proses produksi hingga
pemasaran yang terkendali akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”
ujarnya usai berdialog langsung dengan masyarakat Desa Tegalega.
Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Saat ini produksi di berbagai setor dampingan dana CSR cendrung
meningkat dengan kualitas yang terus membaik. Namun, kendala yang
muncul adalah sektor distribusi dan pemasaran berbagai produk. Hal ini
yang selalu menjadi keluhan petani dan pengusahaan binaan CSR pada saat
dialog berlangsung.
“Akibatnya produksi melimpah namun tidak memberikan nilai tambah
bagi petani dan pengusaha. Sulitnya jaringan dan sistem pemasaran
menjadikan harga jual tidak jauh berbeda atau bahkan hasil produksi tak
terserap pasar,” ujar Dahlan.Dahlan menyampaikan peluang bagi petani dan kelompok usaha untuk
mendapatkan bantuan CSR cukup besar. Mereka harus mulai menata dan
mempelajari sistem administrasi. Hal ini penting karena administrasi
adalah masalah yang sering menghambat realisasi dana CSR kepada
masyarakat. Merujuk kata kata Menteri BUMN, Koperasi Penghijauan Jambi Tani Mandiri, Jambi dan Koperasi Jayaraga Sukabumi bersama Asosiasi Petani Pelopor Penghijauan (AP3) sedang mengupayakan dan mendesain program pemberdayaan petani penghijauan dalam tema penghijauan yang memberdayakan yang akan dibiayai oleh dana CSR / PKBL BUMN, saat ini konsep dan pelaksanaannya sedang digodok dan diajukan secepat mungkin untuk diajukan kepada Menteri BUMN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar